Jumat, 21 September 2012

ips asosiatif dan disosiatif


A.    Proses Assosiatif
Proses Assosiatif adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian dan kerjasama timbal balik antara orang perorangan atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama.
a.  Kerja sama (cooperation)  
Adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses terjadinya cooperation lahir apabila di antara individu atau kelompok tertentu menyadari adanya kepentingan dan tujuan yang sama yang sama. Ada beberapa bentuk cooperation, yaitu;
1.    Gotong royong dan kerja bakti, merupakan sebuah proses cooperation yang terjadi di masyarakat pedesaan, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong-menolong dan pertukaran tenaga serta barang dalam bentuk timbal balik diantara mereka. Kerja bakti merupakan proses cooperation yang mirip dengan gotong royong, namun kerja bakti terjadi pada proyek-proyek publik atau program-program pemerintahan.  Misalnya di sebuah desa ada pembangunan masjid, maka masyarakat desa saling bantu membantu menyumbangkan tenaga bahkan ada yang menyumbangkan barang dan makanan.
2.    Bargaining, merupakan proses coorperation dalam bentuk parjanjian pertukaran kepentingan, kekuasaan, barang-barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi, hukum, maupun militer.
3.    Cooptation,  merupakan proses coorperation yang terdiri di antara individu dan kelompok yang terlibat dalam sebuah organisasi atau negara dimana terjadi proses pnerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menciptakan stabilitas.
4.    Coalition, merupakan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama kemudian melakukan kerjasama satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
5.    Joint-venture, merupakan kerja sama dua atau lebih organisasi perusahaan di bidang bisnis atau pengusahaan proyek-proyek tetentu. Misalnya eksploitasi tambang batu bara, penangkapan ikan, pengeboran minyak, penambangan emas, dan pengkapalan maupun eksploitasi sumber-sumber mineral lainnya.

b.  Accomodation
Accomodation adalah proses sosial dengan dua makna, yang pertama yaitu proses sosial yang menunjukan pada suatu keadaan yang seimbang dalam interaksi sosial antara individu dan antar kelompok di dalam masyarakat, terutama yang ada hubungannya dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Kedua adalah menunjuk pada suatu proses yang sedang berlangsung, di mana accomodation menampakan suatu proses untuk meredakan suatu pertentangan yang terjadi di masyarakat, baik pertentangan yang terjadi di antara individu, kelompok dan masyarakat, maupun dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat itu.
Bentuk-bentuk accomodation adalah sebagai berikut:
1.    Coersion, yaitu bentuk accomodation yang terjadi karena adanya paksaan maupun kekerasan secara fisik maupun psikologis,
2.    Compromise, yaitu bentuk accomodation yang dicapai karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga atau badan-badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan,
3.    Mediation, yaitu accomodation yang dilakukan melalui penyelesaian oleh pihak ketiga yang netral,
4.    Conciliation, yaitu bentuk accomodation yang terjadi melalui usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih,
5.    Toleration, yaitu bentuk accomodation secara tidak formal dan dikarenakan ada pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian,
6.    Stalemate, yaitu suatu bentuk accomodation dimana pihak-pihak yang bertikai dan mempunyai kekuatan yang sama berhenti pada satu titik tertentu dan masing-masing diantara mereka menahan diri.
7.    Adjudication, yaitu dimana berbagai usaha accomodation yang dilakukan mengalami jalan buntu sehingga penyelasainnya menggunakan jalan pengadilan.

c.   Asimilasi
Asimilasi yaitu suatu proses pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sabagai akibat dari proses sosial, kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya asalnya.
Proses asimilasi terjadi apabila ada:
1.)      Kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan,
2.)     Individu sebagai warga kelompok bergaul satu dengan yang lainnya secara intensif untuk waktu relafif lama,
3.)     Kebudayaan dari masing-masing kelompok saling menyesuaikan terakomodasi satu dengan lainnya,
4.)     Menghasilkan budaya baru yabg berbeda dengan budaya induknya.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah:
a)    Toleransi,
b)   Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi,
c)    Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya,
d)   Sikap terbuka masyarakat,
e)    Persamaan dalam unsur kebudayaan,
f)     Perkawinan campuran (amalgamasi),
g)    Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi, antara lain:
a)    Terisolasinya suatu golongan tertentu dalam masyarakat;
b)   Kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat;
c)    Perasaan takut terhadap suatu kebudaan baru;
d)   Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan lainnya.
e)    Perbedaan-perbedaan ciri fisik, misalnya perbedaan warna kulit dan perbedaan ciri-ciri badaniah.
f)     In group feeling yang kuat.
g)    Gangguan dari golongan yang berkuasa.
h)    Perbedaan kepentingan.

d.  Akulturasi
Akulturasi adalah suatu keadaan diterimanya unsur-unsur budaya asing ke dalam kebudayaan sendiri. Diterimanya unsur-unsur budaya asing tersebut berjalan secara lambat dan disesuaikan dengan kebudayaan sendiri, sehingga kepribadian budaya sendiri tidak hilang.
Contohnya akulturasi antara budaya Hindu dan Islam yang tampak pada seni arsitektur masjid Kudus .

















B.    Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial di antara mereka pada suatu masyarakat. oposisi dilakukan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok tetentu atau norma dan nilai yang dianggap tidak mendukung perubahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan. Bentuk-bentuk disosiatif adalah sebagai berikut:

a.  Persaingan (competition)
Persaingan yaitu proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan, namun tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu bersifat pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi yaitu persaingan orang-perorangan, tipe ini dinamakan rivalry. Didalam persaingan yang tidak bersifat pribadi yaitu dilakukan oleh kelompok.
Tipe-tipe ini menghasilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu sebagai berikut:
1.)    Persaingan ekonomi, yaitu persaingan di bidang ekonomi yang ditimbulkan karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
2.)    Persaingan kebudayaan,  persaingan dibidang kebudayaan misalnya menyangkut persaingan di bidang keagamaan, bahasa, mata pencaharian.
3.)    Persaingan kedudukan dan peranan, di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peran terpandang. Kedudukan dan peran yang dikejar tergantung dari apa yang paling dihargai oleh masyarakat pada suatu masa.
4.)    Persaingan ras, persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Tetapi ciri-ciri badaniah lebih mudah terkihat dibanding dengan unsur-unsur kebudayaan.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a)      Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif.
b)      Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, dapat tersalurkan dengan baik melalui persaingan.
c)      Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungs untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
d)      Sebagai alat penyaring paara warga golongan karya (fungsional) yang akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
Hasil-hasil suatu persaingan adalah:
1.)    Perubahan kepribadian seseorang, persaingan dapat memperluas pandangan pengertian serta pengetahuan seseorang dan juga perasaan simpati seseorang.
2.)    Kemajuan, persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras.
3.)    Solidaritas kelompok, persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai suatu keserasian.
4.)    Disorganisasi, perubahan yang terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial, karena masyarakat hampir tidak mendapat kesempatan untuk menyesuaikan diri dan mengadakan reorganisasi.

b.  Controvertion
Controvertion adalah proses sosial yang dimana terjadi pertentangan pada tataran konsep dan wacana, kontroversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur kebudayaan golongan tetentu. kontroversi tidak memasuki unsur-unsur kekerasan dalam proses sosialnya.

Bentuk-bentuk kontroversi:
1.) Perbuatan penolakan, perlawana, menghalang-halangi pihak lain, kekerasa, dan sebagainya.
2.) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum, misalnya memaki-maki orang lain melalui surat-sirat selebaran.
3.) Melakukan penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak lain.
4.) Berkhianat, misalnya mengumumkan rahasia pihak lain.
5.) Mengejutkan lawan, dengan cara mengganggu atau membingungkan pihak lain.
Tipe-tipe kontroversi adalah:
a)    Kontroversi antar masyarakat setempat, menyangkut kontroversi antar masyarakat setempat yang memiliki golongan yang berlainan.
b)   Antagonisme keagamaan, menyangkut Perbedaan keyakinan antar aolongan.
c)    Kontroversi intelektual, sikap meninggikan diri dari orang lain yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih rendah.
d)   Oposisi moral, prasangka terhadap taraf kebudayaan termasuk didalamnya sistem nilai yang menyangkut bidang moral.

c.   Conflict/pertentangan
Konflik/pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan, misalnya dalam ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, prinsip, politik, ideologi maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian itu sendiri dapat menghasilkan ancaman atau kekerasan fisik.
Faktor-faktor penybab pertentangan, yaitu:
1.)      Perbedaan antara individu-individu, perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antar mereka.
2.)      Perbedaan kebudayaan, perbedaan kepribadian seseorang tergantung pada pola-pola kebudayaan, dari keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antara kelompok manusia.
3.)      Perbedaan kepentingan, wujud kepentingan misalnya kepentingan ekonomi, politik, dan lain sebagainya dapat menyebabkan terjadinya suatu pertentangan baik antar individu maupun antar kelompok.
4.)      Perubahan sosial, perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, dan ini mengakibatkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya.
Bentuk-bentuk khusus pertentangan:
a)    Pertentangan pribadi, terjadi antara orang peroranganyang masing-masing memiliki pendirian yang berbeda.
b)   Pertentangan rasial, pertentangan-pertentangan antar ras yang diakibatkan adanya perbedaan-perbedaan ciri fisik maupun perbedaan kepentingan dan kebudayaan. Misalnya pertentangan orang negro dengan orang kulit putih di Amerika Serikat.
c)    Pertentangan antar kelas sosial, pertentangan yang terjadi antar kelas sosial yang berbeda, misal pertentangan antar buruh dan majikan.
d)   Pertentangan politik, boasanya pertentangan ini menyangkut baik antara golongan-golongan dalam suatu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat.
e)    Pertentangan yang bersifat internasional, ini disebabkan karena perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara.
Akibat-akibat dari bentuk pertentangan, antara lain:
a)    Tambahnya solidaritas in-group
b)   Goyah dan retaknya persatuan kelompok
c)    Perubahan kepribadian
d)   Akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tetentu